Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

HALAL BIHALAL

Assalamualaikum keluarga besar paguyuban kultum sehubungan acara halal bihalal semakin dekat maka kami Mengetuk hati anda untuk bergabung di acara tersebut. Dengan alamat Jl Cilengkrang 1, KMP Cigupakan, Kel Cisurupan, kec Cibiru, RT 05, RW 09, Tajimalela.. *Yang mau bergabung mangga Silahkan isi list ini* 01. Om Jabrik 02. Bpk Atang Bren 03. Dewan Syuro (DS) 04. Ustad Yachya 05. Om Datuk 06. Bpk Aim 07. Kang Etoy 08. Kang Dedem 09. Ibu Mia  10. Ibu Fany 11. Ibu Iroh 12. Bah Oka  13. Bah Giok 14. Bah Kolor 15. Nano 16. Babah Carli 17. Ambu Sera 18. Kang Bravo 19. Ibu Opes 20. Ibu Machi 21. Ibu Orin 22. Bpk Nunut 23. Oma Azam 24. Opa Kinan 25. H Feri Majalaya *Lanjutkan* ... Ketua. : Om DS Sekretaris : Ustadz Yachya Yusliha Bendahara : Oma Azam

Profil Manusia Saat Menghadap Allah Ta'ala di Akhirat Kelak

Rabu, 18 Mei 2022 - 15:27 WIB Di hari kiamat atau di hari yaumil hisab, ternyata akan ada empat jenis manusia ketika menghadap Allah Taala yang akan dimintai pertanggungjawabannya selama hidup di dunia. Foto ilustrasi/ist Nanti di hari  yaumil hisab   atau hari akhirat, akan ada empat jenis manusia ketika menghadap Allah Ta’ala di akhirat. Lalu, siapa saja mereka? Dan bagaimana sebenarnya profil mereka itu?  Pada  hari kiamat,   manusia sangat membutuhkan perlindungan Allâh Azza wa Jalla . Pada hari itu mereka dikumpulkan di tempat lapang yang sangat luas, tidak ada naungan apapun juga. Mereka dikumpulkan dalam keadaan telanjang, tidak memakai alas kaki, tidak ada sehelai benang pun di tubuhnya, laki-laki dan perempuan sama.  Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda :  "Wahai manusia, sesungguhnya kalian akan dihimpun (pada hari Kiamat) menuju Allâh Azza wa Jalla dalam keadaan tidak beralas kaki, telanjang, dan tidak dikhitan." (HR Bukahri - Muslim). Baca juga:  Orang

HALAL bihalal 380...

*Assalamualaikum keluarga besar Paguyuban kultum 141.200 mhz* Beserta BARAYA KULTUM 141.380 MHZ dan beserta pengguna Radio hobi *ACARA HALAL BIHALAL* *YANG AKAN DI LAKSANAKAN DI* Jl Cilengkrang 1, Kampung Cigupakan, Kel Cisurupan, kec Cibiru, RT 05, RW 09, Tajimalela.. Ujungberung, untuk pelaksanaan acara tersebut : Hari : Minggu Tgl   : 29 Mei 2022  Jam : 09 sampai jam 16.00 Bagi yang mau ikut hadir acara tersebut Silahkan daftar / isi list 01. Haji Deex  02. Wa Zurel 03. Neng Cinangka 04. Om Boyo 05. H Deden 06. H  Jidu Selanjutnya .... Langsung japri saya Ketua.      : Dewan Syuro Sekretaris : Ustadz Yachya Yusliha. Bendahara : Oma Azam.

Pakaian adalah Nikmat Terbesar Kaum Muslimah, Begini Penjelasannya

Ustadz Yachya yusliha Selasa, 17 Mei 2022 - 15:09 WIB Pakaian adalah nikmat agung dan pemberian yang besar dari Allah Taala, karenanya wajib atas hamba Allah yang beriman untuk menegakkan kesyukuran atas nikmat pakaian ini. Foto ilustrasi/ist Pakaian adalah nikmat terbesar   yang Allah Subhanahu wa ta'ala berikan kepada kaum muslimah. Apa maksudnya? Dan bagaimana penjelasannya tentang hal tersebut? Syaikh Prod Dr Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah dalam kitabnya 'Risalah Penting untuk Muslimah'menjelaskan, tentang  pakaian sebagai nikmat   terbesar dari Allah Ta'ala bagi kaum muslimah ini. Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan :  يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ “Wahai anak Adam, jangan seka

Al-Baqarah, ayat 10

Al-Baqarah, ayat 10 {فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ (10) } Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakit-ya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Al-Baqarah ayat 11-12 As-Saddi mengatakan dari Abu Malik, dari Abu Saleh, dari Ibnu Abbas, juga dari Murrah Al-Hamdani, dari Ibnu Mas'ud serta dari sejumlah sahabat Rasul Shalallahu'alaihi Wasallam sehubungan dengan firman-Nya, "Fi qulubihim maradun,'''' di dalam hati mereka ada penyakit, yakni keraguan.”Fazadahumullahu maradan," lalu ditambah Allah penyakitnya, yakni keraguannya. Ibnu Ishaq mengatakan dari Muhammad bin Abu Muhammad, dari Ikrimah atau Said bin Jabir, dari Ibnu Abbas, bahwa fi qulubihim maradun artinya keraguan. Hal yang sama dikatakan pula oleh Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan Al-Basri, Abul Aliyah, dan Ar-Rabi' ibnu Anas serta Qatadah. Dari Ikrimah dan Tawus disebutkan sehubungan deng

Al-Baqarah, ayat 8-9

Al-Baqarah, ayat 8-9 {وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ (8) يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ (9) } Di antara manusia ada yang mengatakan, "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian" padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri, sedangkan mereka tidak sadar. Al-Baqarah ayat 10 Nifaq atau munafik ialah menampakkan kebaikan dan menyembunyikan kejahatan. Sifat munafik itu bermacam-macam, ada yang berkaitan dengan akidah; jenis ini menyebabkan pelakunya kelak di dalam neraka. Ada yang berkaitan dengan perbuatan, jenis ini merupakan salah satu dari dosa besar, rinciannya akan disebutkan pada bagian tersendiri, insya Allah. Menurut Ibnu Juraij, orang munafik ialah orang yang ucapannya bertentangan dengan perbuatannya, keadaan batin

Al-Baqarah, ayat 6.

Al-Baqarah, ayat 6 {إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ (6) } Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. Surat Al-Baqarah : 7 Innal lazina kafaru, sesungguhnya orang-orang kafir —yakni orang-orang yang menutup perkara yang hak dan menjegalnya— telah dipastikan hal tersebut oleh Allah akan dialami mereka. Yakni sama saja, kamu beri mereka peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tetap tidak akan mau beriman kepada Al-Qur'an yang engkau datangkan kepada mereka. Makna ayat ini semisal dengan ayat lain-nya, yaitu firman-Nya: إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ وَلَوْ جاءَتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُا الْعَذابَ الْأَلِيمَ< Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat (azab) Tuhanmu tidaklah mereka akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala

Al-Baqarah, ayat 7.

Al-Baqarah, ayat 7. {خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ (7) } Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. Khatamallahu, menurut As-Saddi maknanya ialah "Allah mengunci mati." Al-Baqarah ayat 8-9 Menurut Qatadah, ayat ini bermakna "setan telah menguasai mereka, mengingat mereka taat kepada keinginan setan, maka Allah mengunci mati kalbu dan pendengaran mereka, dan pada penglihatan mereka terdapat penutup. Mereka tidak dapat melihat jalan hidayah, tidak dapat mendengarnya, tidak dapat memahaminya, dan tidak dapat memikirkannya". Ibnu Juraij mengatakan bahwa Mujahid pernah mengatakan sehubungan dengan makna khatamallahu 'ala qulubihim, bahwa makna at-tab'u ialah dosa-dosa telah melekat di hati dan meliputinya dari semua sisinya hingga menutupinya dengan rapat. Istilah menutup inilah yang dinamaka

Al-Baqarah, ayat 5.

Al-Baqarah, ayat 5 {أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5) } Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk Tuhannya, dan me-rekalah orang-orang yang beruntung. Al-Baqarah : 6 Allah Subhanahu wa Ta'ala. berfirman bahwa yang dimaksud dengan mereka itu ialah orang-orang yang mempunyai ciri-ciri khas terdahulu, yaitu iman kepada yang gaib, mendirikan salat, memberi nafkah dari rezeki yang diberikan Allah kepada mereka, iman kepada kitab yang diturunkan kepada Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dan kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-rasul sebelumnya, dan yakin kepada kehidupan akhirat, yang hal ini menuntut persiapan sebagai bekal guna menghadapinya, yaitu mengerjakan amal-amal saleh dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan.  {عَلَى هُدًى}'Ala hudan, tetap beroleh cahaya penjelasan dan petunjuk dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. {وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} Waulaika humul muflihun, dan merekalah orang-orang yang beruntun

Al-Baqarah, ayat 4.

   وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزلَ مِنْ  قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin  akan adanya (kehidupan) akhirat. Al-Baqarah, ayat 5   Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu mengatakan bahwa makna firman-Nya dalam surat Al-Baqarah ayat 4 di atas ialah "mereka percaya kepada apa yang engkau datangkan dari Allah, juga percaya kepada apa yang telah diturunkan kepada rasul-rasul sebelummu, tanpa membeda-bedakan di antara mereka dan tidak mengingkari apa yang telah didatangkan oleh para rasul itu dari Tuhan mereka. Mereka yakin akan adanya kehidupan di akhirat, yakni percaya kepada adanya hari berbangkit, hari kiamat, surga. neraka, hisab, dan mizan (timbangan amal perbuatan); sesungguhnya hari kemudian dinamakan hari akhirat karena terjadi sesudah kehidupan di dunia". Ulama ahli tafsir berbeda pend

Al-Baqarah, ayat 3

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) (yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang gaib ,  yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka . Al-Baqarah, ayat 4 Abu Ja'far Ar-Razi meriwayatkan dari Al-Ala ibnu Musayyab ibnu Rafi, dari Abu Ishaq, dari Abu Ahwas, dari Abdullah (Ibnu Mas'ud) yang pernah mengatakan bahwa iman ialah percaya. Ali Ibnu Abu Talhah dan lain-lainnya meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang percaya (membenarkan). Ma'mar mengatakan dari Az-Zuhri bahwa iman ialah amal. Abu Ja'far Ar-Razi mengatakan dari Ar-Rabi' ibnu Anas, bahwa orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang takut (kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala) Ibnu Jarir mengatakan, "Yang lebih utama bila mereka menggambarkan keimanan terhadap masalah yang gaib secara ucapan, keyakinan, dan pe