Langsung ke konten utama

Tanda Allah Menutup Aib dan Keburukan Kita

Perkara aib atau kekurangan adalah hal manusiawi yang dimiliki setiap orang. 

Sebab tidak ada manusia yang luput dari salah dan kekhilafan. Aib dapat diartikan sebagai cacat atau kekurangan. 

Semua manusia tentu tidak ingin aibnya tidak diketahui orang lain.

 Namun, acapkali kita sendiri tak sadar mengumbar dan menyebarkan aib (kekurangan) orang lain. 

Bahkan lebih parahnya, aib tersebut disampaikan secara sadar. Kita tidak sadar telah menggunjing orang lain seakan-akan diri kita lebih baik dan sempurna. 

Padahal, kita dianggap baik oleh orang karena Allah menutupi aib kita. Bagaimana tanda Allah menutup Aib seseorang? Pesan ulama kharismatik Yaman Al-Habib Umar Bin Hafizh ini patut kita renungi untuk dijadikan pelajaran. 

Berikut pesannya dilansir kanal @berkatguru_sekumpul. "

Ada manusia kala ini amalannya ibarat gunung di dunia, namun di akhirat umpama debu yang berterbangan, karena hatinya.

 Kedengkian sesama muslim itu adalah suatu penyakit, maka jadilah kamu seorang Da'i, yakni yang mengajak dan bukannya seorang Qadi', yakni yang menghukum. 

Semua para wali Allah, diangkat derajatnya oleh Allah karena hatinya yang bersih, tidak sombong, tidak dengki dan selalu merendah diri." "

Sebagai tanda jika Allah Ta'ala ingin menutup semua kejahatanmu, maka Allah akan jadikan dirimu dengan mudah dapat menutup aib orang lain.

 Dan ketika Allah ingin membuka aibmu, Allah jadikan pula dirimu suka mencari-cari aib atau kekurangan orang lain." 

Semoga kita semua termasuk golongan orang yang selalu merendah diri dan menahan diri dari mencari-cari aib atau kekurangan orang lain.Aamiin!


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   Rasulullah Shallallaahu’al

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Pentingnya Makanan Halal dan Thayyib, Begini Penjelasannya

Selasa, 14 Juni 2022  Bagi umat Islam makanan dan minuman tidak hanya harus halal, tetapi harus thayyib atau baik untuk dikonsumsi, sehingga makanan dan minuman tersebut menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita. Foto istimewa Dalam Islam, Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan hamba-hambaNya untuk memilih  makanan halal dan thayyib   (baik dikonsumsi), serta menghindari makanan haram. Selain untuk kebaikan, menghindari makanan haram merupakan bukti keimanan ketakwaan hamba kepada Penciptanya.  Allah Ta'ala berfirman; وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” (QS Al Maidah-88) Baca juga:  Semua Makanan Pada Asalnya Halal, Makanan Haram Hanya 4? Makan dan minum yang halal   akan memberikan manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu, makan dan minum yang halal akan m