Langsung ke konten utama

Bantal kasur akan melainkan sholat subuh

Setan mengikat di pangkal kepala salah seorang di antara kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, ‘Malammu sangat panjang, maka tidurlah!”

Renungkanlah wahai hamba Allah. Jika terkumpul pada seseorang: ikatan setan, bantal dan Kasur empuk, kamar yang sejuk, dan dia tidak menggunakan sesuatu yang bisa membuatnya bangun, tentu ia akan sulit bangun. Betapa banyak kerugian dan betapa besar keharaman yang dilanggar. Karena mereka telah menyia-nyiakan shalat yang wajib.

Dalam Shahihain, Nabi ﷺ bersabda,

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا ؛ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ

“Setan mengikat di pangkal kepala salah seorang di antara kalian saat ia tidur dengan tiga ikatan yang pada masing-masingnya tertulis, ‘Malammu sangat panjang, maka tidurlah!”

Renungkanlah wahai hamba Allah. Jika terkumpul pada seseorang: ikatan setan, bantal dan Kasur empuk, kamar yang sejuk, dan dia tidak menggunakan sesuatu yang bisa membuatnya bangun, tentu ia akan sulit bangun. Betapa banyak kerugian dan betapa besar keharaman yang dilanggar. Karena mereka telah menyia-nyiakan shalat yang wajib.

Apabila kita melihat keadaan kita sekarang. Khususnya di hari-hari libur. Betapa banyak orang-orang yang dikalahkan oleh tidurnya. Oleh bantal dan kasurnya. Sehingga ia luput dari shalat berjamaah di masjid bersama kaum muslimin yang lain. Terdapat riwayat dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda,

أَفْضَلُ الصَّلَوَاتِ عِنْدَ اللهِ صَلَاةُ الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي جَمَاعَةٍ

“Shalat yang paling agung di sisi Allah adalah shala subuh di hari Jumat yang dikerjakan secara berjamaah.”

Betapa banyak kaum muslimin yang dikalahkan oleh bantal dan kasurnya sehingga mereka luput dari keutamaan shalat subuh pada hari Jumat berjamaah di masjid. Apalagi hari Jumat dijadikan oleh sebagian orang sebagai malam bergadang. Bersenda gurau dan pergi kemana-mana. Sehingga mereka tidur di akhir malam. Yang menyebabkan mereka sulit bangun ketika datang waktunya shalat subuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi? Redaksi Muslimah.Or.Id  December , 2018  Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai  ngetrend  di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.  Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru? Bolehkah Merayakannya? Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at.  Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah  Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi  Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan

DO'A KHATAM AL-QUR'AN.

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ "Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin." Artinya: Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikan lah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam.