Langsung ke konten utama

Kenali Tujuh Tingkatan Nafsu, Nomor 1 dan 2 Sering.


foto : Ustadz Yachya Yusliha.
 
Dari tujuh tingkatan nafsu, ada ada dua jenis nafsu yang sering diperturutkan manusia sehingga memunculkan kejahatan dan keburuka 

Nafsu (النفس) sering diartikan sebagai dorongan atau hasrat pada diri seseorang yang menimbulkan keinginan atau kecondongan hati untuk memuaskan kebutuhan hidupnya. 

Dalam kajian Tasawuf, Nafsu diartikan dengan jiwa, diri dan ego. 

Nafsu merupakan makhluk Allah yang melekat pada diri manusia.

 Ulama ahli Ma'rifat mengatakan: "Barangsiapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya." Dalam Kitab Qatrul Ghaits (cahaya iman) karya Syekh Nawawi Al-Bantani disebutkan ada tujuh tingkatan Nafsu yang perlu kita ketahui dan kendalikan. 

Dari ketujuh tingkatan ini, ada dua jenis nafsu yang sering diperturutkan manusia sehingga memicu kejahatan dan menyebabkan dosa. 

Berikut 7 Tingkatan Nafsu: 

1. Ammarah (النفس الأمارة) Tempatnya di As-Shadr (dada).

 Pasukannya adalah bakhil (kikir), hirshu (cinta dunia), hasad, kebodohan, takabur, syahwat, ghosab (menggunakan milik orang lain tanpa izin). 

2. Lawwamah (النفس اللوامه) Tempatnya di Al-Qalbu (hati), adapun hati letaknya di bawah buah dada sebelah kiri perkiraan dua bentang jari tangan.

 Pasukannya adalah mencela, prasangka, memaksa, ujub, ghibah (bergunjing), riya', sewenang-wenang, berbohong, lalai. 

3. Mulhimah (ألنفس الملهمة) Tempatnya di Ar-Ruh. 

Adapun ruh letaknya di bawah buah dada sebelah kanan perkiraan dua bentang jari tangan. 

Pasukannya adalah dermawan, kerelaan, tawadhu', taubat, sabar, lapang dada. 

4. Muthmainnah (النفس المطمئنة) Tempanya di As-Sirru yang letaknya di sebelah buah dada sebelah kiri perkiraan dua bentang jari tangan hingga ke arah dada. 

Pasukannya adalah kemurahan hati, tawakkal, ibadah, bersyukur, ridha', khasyyah. 

5. Rodhiyah (النفس الراضية) Tempatnya di Sirrus Sirri, mungkin yang dimaksud oleh mushannif dengan kata Sirrus Sirri adalah Qalab (dengan dibaca fathah huruf lam-nya), yaitu seluruh jasad. 

Pasukannya adalah kemurahan hati, zuhud, ikhlas, wara', riyadhah, kepercayaan. 

6. Mardhiyyah (النفس المرضية) Tempatnya di Al-Khafi yang terletak di sebelah buah dada sebelah kanan perkiraan dua bentang jari tangan hingga kepertengahan dada.

 Pasukannya adalah baik budi pekerti, meninggalkan yang selain Allah, halus/ramah terhadap manusia, membawa mereka pada kebaikan, memaafkan kesalahan, cinta dan condong kepada mereka guna mengeluarkan mereka dari kegelapan watak dan jiwa mereka menuju jiwa yang terang.

7. Kaamilah (النفس الكاملة) Tempatnya di Al-Akhfa, yaitu pertengahan dada. 

Pasukannya adalah ilmul yaqin, 'ainul yaqin dan haqqul yaqin.

Demikian tujuh tingkatan Nafsu dan penjelasan singkatnya.

 Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya' 'Ulumiddin mengatakan, "Kebahagiaan adalah ketika seseorang mampu menguasai nafsunya. 

Sedangkan kesengsaraan adalah saat seseorang dikuasai nafsunya." 

Wallahu A'lam 



Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Apabila seseorang berkata kepada saudaranya 'Wahai kafir', maka bisa jadi akan kembali kepada salah satu dari keduanya." (HR. Bukhari No. 5638) 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat: Menyelami Fitrah Kemanusiaan KitaKhutbah I

Khutbah I الحمدُ لِلّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْم العَزِيْزِ الحَكِيْمِ الَّذِيْ فَطَرَنَا بِاقْتِدَارِهِ، وَطَوَّرَنَا بِاخْتِيَارِهِ، وَرَتَّبَ صُوَرَنا فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِالعَقْلِ السَّلِيْمِ ، وَهَدَانَا إِلى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ Ada perilaku yang sudah mentrad...

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   ...

Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits

Ustadz Yachya Yusliha Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, ilmu dan ulama pada bab tersendiri.  Al-Ghazali mengutip beberapa hadits yang menerangkan keutamaan ilmu dan ulama pada bab ini dari sejumlah perawi hadits Al-Ghazali mengatakan, banyak hadits menerangkan keutamaan ilmu dan ulama.  (Imam Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H], halaman 277).   1. Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.  مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ  Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).  2. Orang alim merupakan ahli waris para nabi yang mendapatkan derajat mulia.    الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي)  Artinya, “Ulama adalah ahli waris para nabi...