Langsung ke konten utama

Kisah Sayyidina Ali Hampir Ketinggalan Subuh Berjamaah,

Diceritakan dalam Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah, suatu ketika Sayyidina Ali radhiyallahu 'anhu pergi menunaikan sholat Subuh berjamaah. 

Di tengah jalan, beliau melihat orang tua sedang berjalan pelan di depannya. 

Karena rasa hormat memuliakan orang tua beruban itu, Sayyidina Ali tidak mau mendahuluinya.

 Beliau tetap sabar berjalan pelan di belakangnya. 

Hingga waktu terbit matahari akan menjelang, orang tua itu sampai di depan pintu masjid, namun tidak ikut sholat.

 Sayyidina Ali baru tahu kalau orangtua itu ternyata orang Nasrani. 

Setelah itu, Ali segera masuk masjid dan melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang rukuk. 

Kemudian Rasulullah memperlama rukuknya seukuran waktu melakukan dua rukuk hingga akhirnya Ali pun mendapati rukuknya Nabi yang kala itu memimpin sholat berjamaah. 

Setelah selesai sholat, Ali bertanya kepada Rasulullah SAW. "Wahai Rasulullah! Mengapa engkau tadi memperlama rukuk? 

Biasanya tidak seperti itu?" tanya Ali. Rasulullah menjawab: "

Ketika aku rukuk dan membaca "Subhanarobbiyal 'Azhim" sebagaimana bacaan rutinku, kemudian aku mau bangun dari rukuk, maka tiba-tiba Malaikat Jibril datang meletakkan sayapnya di punggungku dan menahannya lama. 

Ketika Jibril mengangkat sayapnya, maka aku pun bangkit dari rukukku. 

Kemudian orang-orang bertanya "Mengapa Anda memperlamakan rukuk?".

 Rasulullah menjawab: "Aku tidak mempertanyakan kepada Jibril tentang mengapa ia menahanku.

 Kemudian Jibril datang dan berkata, 'Hai Muhammad! Sesungguhnya Ali tengah cepat-cepat pergi untuk berjamaah.

 Hanya saja, di tengah jalan, ia melihat orangtua Nasrani berjalan pelan di depannya, sedangkan ia sendiri tidak tahu kalau orang tua itu adalah orang Nasrani. 

Ia pun tidak mau mendahuluinya demi memuliakan orangtua itu karena ubannya. 

Ia mengedepankan hak orang tua itu. 

Kemudian Allah memerintahku untuk menahanmu saat rukuk agar Ali mendapati jamaah sholat Subuh bersamamu." 

Ini bukanlah hal yang aneh. Yang lebih anehnya adalah Allah memerintahkan Malaikat Mikail menahan matahari agar tidak terbit terlebih dahulu demi Ali.

Masya Allah demikian tingginya adab dan akhlak sahabat Nabi bernama Ali hingga membuat Allah ridha dan menolongnya dengan kehendak-Nya. 

Cerita di atas menunjukkan betapa tingginya derajat atau keutamaan memuliakan orang yang sudah tua meskipun orang Nasrani. 

Referensi: Kitab Al-Mawaidzul Ushfuriyah karya Syekh Muhammad bin Abu Bakar Al-Ushfury 



Hadits of The Day Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Rabb Tabaaraka wa Ta'ala kita turun di setiap malam ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir dan berfirman:

Siapa yang berdo'a kepadaKu pasti Aku kabulkan dan siapa yang meminta kepadaKu pasti Aku penuhi dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku pasti Aku ampuni".
 (HR. Bukhari No. 1077) 

Topik Terkait : 

ali bin abi thalib khalifah ali bin abi thalib kisah sahabat nabi kisah hikmah adab dan akhlak

 Baca Juga Begini Nasib Sahabat Nabi yang Menolak Membaiat Ali sebagai Khalifah 

5 Karomah Sayyidina Ali bin Abi Thalib Kecerdasan Sayyidina Ali Saat Menjawab 4 Pertanyaan Sulit Begini Jawaban Ibnu Abbas Ketika Ditanya Muawiyah tentang Ali bin Abu Thalib Wasiat Berharga Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad Mari ke Surga..!




Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   Rasulullah Shallallaahu’al

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Pentingnya Makanan Halal dan Thayyib, Begini Penjelasannya

Selasa, 14 Juni 2022  Bagi umat Islam makanan dan minuman tidak hanya harus halal, tetapi harus thayyib atau baik untuk dikonsumsi, sehingga makanan dan minuman tersebut menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita. Foto istimewa Dalam Islam, Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan hamba-hambaNya untuk memilih  makanan halal dan thayyib   (baik dikonsumsi), serta menghindari makanan haram. Selain untuk kebaikan, menghindari makanan haram merupakan bukti keimanan ketakwaan hamba kepada Penciptanya.  Allah Ta'ala berfirman; وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” (QS Al Maidah-88) Baca juga:  Semua Makanan Pada Asalnya Halal, Makanan Haram Hanya 4? Makan dan minum yang halal   akan memberikan manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu, makan dan minum yang halal akan m