Langsung ke konten utama

WAKTU TERBAIK DI 10 HARI BULAN DZULHIJJAH

Khutbah Pertama:

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِيْهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ}

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا}

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }

أَمَّا بَعْدُ.

فَإِنَّ خَيْرَ الكَلَامِ كَلَامُ اللهِ وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ رَسُوْلِ اللهِ وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

فَاتَّقُوْا اللهَ تَبْلُغُوْا رِضْوَانَهُ وَجَنَّاتَهُ، وَتَنْجُوْ مِنْ غَضَبِهِ وَعُقُوْبَاتِهِ.

Kaum muslimin,

Bertakwalah kepada Allah Rabb kita semua. Dan tetap bersama orang-orang yang benar.

Ibadallah,

Sesungguhnya di antara bentuk rahmat Allah kepada kita, Dia memperpanjang nafas kita. Memberi umur pada kehidupan kita. Sehingga kita menemui waktu dalam tahun tersebut waktu terbaiknya. Yaitu sepuluh hari awal Dzul Hijjah. Hari dimana terkumpul pokok-pokok ibadah yang tidak terdapat di hari-hari lainnya.

Dimulai dengan ibadah haji yang agung di Baitullah al-Haram. Allah Ta’ala berfirman,

وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. 

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” [Quran Ali Imran: 97]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Haji yang mabrur tiada balasan baginya kecuali surga”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

مَنْ حَجَّ لِلَّهِ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ

Barangsiapa melakukan haji ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa berbuat keji dan kefasikan, maka ia kembali tanpa dosa sebagaimana waktu ia dilahirkan oleh ibunya.”

Kemudian, di hari-hari ini juga kita dianjurkan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengalirkan darah hewan kurban di hari-hari yang ditentukan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mencontohkan kita, mengamalkan firman Allah Ta’ala,

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَٱنْحَرْ

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah.” [Quran Al-Kautsar: 2]

Beliau senantiasa menyembelih hewan kurban setiap tahunnya hingga beliau wafat. Kemudian ditiru oleh kaum muslimin setelah beliau.

Ibadah lainnya adalah berpuasa di hari kesembilan. Yakni hari Arafah. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berusaha membayar hutang puasa mereka di hari-hari awal bulan Dzul Hijjah ini. Sebagai bentuk pengagungan terhadap hari-hari tersebut. Terdapat sebuah hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menunjukkan agungnya berpuasa di hari kesembilan Dzul Hijjah ini. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ (رواه مسلم، رقم 1162)

“Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya. Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no. 1162).

Ibadah lainnya yang dianjurkan di hari-hari ini adalah memperbanyak takbir dan tahlil. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

فَأَكْثِرُوْا فِيْهِنَّ مِنَ التَّهْلِيْلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْدِ

“Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid.”

Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisi hari-hari ini dengan memperbanyak takbir (takbiran). Sampai-sampai pasar di masa mereka bergemuruh dengan suara takbir.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الحَمْدُ

Inilah yang dinamakan dengan takbir muthlaq. Takbir yang tidak terikat waktu dan tempat. Kemudian ada juga yang dinamakan dengan takbir muqoyyad. Yang terikat dengan waktu dan tempat. Yaitu setelah shalat lima waktu. Dimulai pada hari kesepuluh Dzul Hijjah hingga waktu ashar di hari tasyrik yang terakhir. Yakni tanggal 13 Dzul Hijjah.

Ibadah agung lainnya yang terdapat pada hari-hari ini adalah shalat Idul Adha. Ini adalah perkumpulan besar kaum muslimin. Hendaknya kaum muslimin bersemangat mengerjakan shalat Idul Adha ini. Mereka berkumpul sebagaimana berkumpulnya jamaah haji di tempat-tempat haji. Orang-orang yang tidak menunaikan ibadah haji juga dianjurkan untuk berkumpul di tempat yang mulia. Yaitu tempat ditunaikannya shalat Idul Adha.

أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ العَلِيُّ العَظِيْمُ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ

Khutbah Kedua:

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ، رَبِّ الأَوَّلِيْنَ وَرَبِّ الآخِرِيْنَ، وَأَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةَ الحَقِّ وَاليَقِيْنِ، أَنَّهُ لَا مَعْبُوْدَ إِلَّا هُوَ الوَاحِدُ المَتِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ حُجَّتَهُ عَلَى خَلْقِهِ وَرَحْمَتَهُ المُهْدَاةِ لِلْعَالَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

أَمَّا بَعْدُ:

Kaum muslimin,

Nabi kita shallallau ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا رَأَيْتُمْ هِلَالَ ذِي الْحِجَّةِ وَأَرَادَ أَحَدُكُمْ أَنْ يُضَحِّيَ ، فَلْيُمْسِكْ عَنْ شَعْرِهِ وَأَظْفَارِهِ

“Jika kalian melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang kalian mau berkurban, maka tahanlah diri anda dari mencukur rambut, dan memotong kukunya.”

Hal ini dimulai saat malam dimana masuknya bulan yang baru. Karena malam itu mendahului siang. Yang tidak mencukur rambut dan memotong kuku ini adalah orang yang berkurban saja dari anggota keluarga. Oleh karena itu, perhatikanlah amalan-amalan ini. Mudah-mudahan Allah Ta’ala memberi taufik kepada kita dalam mengamalkan kebaikan-kebaikan yang lainnya karena kita memperhatikan perintah dan larangan-Nya di hari-hari ini.

اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسِنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَهَا.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى

اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الكُفْرَ وَالفُسُوْقَ وَالعِصْيَانَ.

اَللَّهُمَّ يَسِّرْ عَلَى المُسْلِمِيْنَ حَجَّهُمْ، َللَّهُمَّ يَسِّرْ عَلَى المُسْلِمِيْنَ حَجَّهُمْ، َللَّهُمَّ يَسِّرْ عَلَى المُسْلِمِيْنَ حَجَّهُمْ، اَللَّهُمَّ احْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ، وَاكْلَأَهُمْ بِعِنَايَتِكَ، وَاشْمُلْهُمْ بِرِعَيَاتِكَ، وَتَوَلِّهِمْ بِوِلاَيَتِكَ، وَقِهِمْ شَرَّ الأَشْرَارِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ فَرِّجْ كَرْبَ المَكْرُوْبِيْنَ، وَنَفِّسْ هُمُوْمَ المَهْمُوْمِيْنَ، وَاقْضِ الدَيْنَ عَنِ المَدِيْنِيْنَ.

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ مِنْ شَعَائِرِ الدِّيْنِ.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi? Redaksi Muslimah.Or.Id  December , 2018  Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai  ngetrend  di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.  Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru? Bolehkah Merayakannya? Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at.  Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah  Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi  Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan

DO'A KHATAM AL-QUR'AN.

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ "Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin." Artinya: Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikan lah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam.