Langsung ke konten utama

Cantik Dunia versus Cantik Akhirat.


Cantik Dunia versus Cantik Akhirat

Cantik Dunia versus Cantik Akhirat
Dalam Islam, kecantikan seorang muslimah muncul dari unsur jasmani dan rohani. 

Tidak hanya cantik fisik tapi juga cantik hati dan akhlaknya. Foto ilustrasi/istimewa
Cantik adalah fitrah wanita, agar tampil cantik wanita pun melakukan beragam cara mulai dari perawatan diri hingga memakai kosmetika. Lantas kecantikan seperti apakah yang ingin dicari wanita? Bagaimana syariat memandang soal kecantikan ini?

Dalam Islam, kecantikan seorang muslimah muncul dari unsur jasmani dan rohani.

 Tidak hanya cantik fisik tapi juga cantik hati dan akhlaknya. Agar dapat tampil cantik secara jasmani, maka kaum muslimah harus memperhatikan kebersihan tubuh, menutup aurat, dan menggunakan pakaian yang sopan.

Baca juga: Tips Cantik Sesuai Syariat agar Muslimah Awet Muda

Sedangkan cantik secara rohani yaitu, menjaga ketaatan hati pada Allah Ta'ala dan amalnya. Yakni amal ibadah yang baik menjadi tolak ukur utama. Intinya, cantik dalam Islam berbanding lurus dengan ketakwaannya.

Allah Ta'ala berfirman :
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.

 Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (Q.S. Ar-Rum: 21).

Dalam sebuah hadis juga disebutkan, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rizki dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya.

 Sesungguhnya amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangkan rezeki dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir).

Intinya, perempuan yang cantik wajahnya hanya akan berseri-seri menikmati duniawi.

 Sedangkan perempuan yang cantik hatinya akan tunduk, patuh dan takut pada syariat Allah. Perempuan yang berdandan cantik hanya untuk dunia, akan menangis jika dunia pergi darinya. 

Sedangkan perempuan yang cantik jiwanya akan tercukupi hidupnya dengan akidahnya.

Perempuan yang cantik hidupnya akan bangga dengan kemewahannya. 

Sedangkan perempuan yang cantik akhiratnya akan berpuasa dan bersedekah dengan hartanya. 

Perempuan yang cantik zamannya akan mengikuti akal, nafsu dan segala kehendaknya.

Sedangkan perempuan yang cantik waktunya, akan menemukan hikmah, ilmu dan segala amal soleh untuknya.

Baca juga: 3 Peristiwa Mendebarkan setelah Kematian

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ.

“Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian.” (HR. Muslim)

Allah melihat hati kita dan apa yang kita lakukan. 

Kemudian Dia membalasnya sesuai dengan apa yang kita lakukan. 

Jadi, bersihnya hati merupakan alasan Allah memberikan surga pada hamba-NYA.

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,

إِنَّ اللهَ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَوَجَدَ قَلْبَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ، فَاصْطَفَاهُ لِنَفْسِهِ فَابْتَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ، ثُمَّ نَظَرَ فِي قُلُوْبِ الْعِبَادِ بَعْدَ قَلْبِ مُحَمَّدٍ، فَوَجَدَ قُلُوْبَ أَصْحَابِهِ خَيْرَ قُلُوْبِ الْعِبَادِ فَجَعَلَهُمْ وُزَرَاءَ نَبِيِّهِ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى دِيْنِهِ، فَمَا رَأَى الْمُسْلِمُوْنَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ حَسَنٌ، وَمَا رَأَوْا سَيِّئًا فَهُوَ عِنْدَ اللهِ سَيِّئٌ

“Sesungguhnya Allah memperhatikan hati para hamba-Nya. 

Allah mendapati hati Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah hati yang paling baik, sehingga Allah memilihnya untuk diri-Nya dan mengutusnya sebagai pembawa risalah-Nya. 

Kemudian Allah melihat hati para hamba-Nya setelah hati Muhammad. 

Allah mendapati hati para sahabat beliau adalah hati yang paling baik. 

Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka sebagai para pendukung Nabi-Nya yang berperang demi membela agama-Nya. 

Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin (para sahabat), pasti baik di sisi Allah. 

Apa yang dipandang buruk oleh mereka, pasti buruk di sisi Allah.” (HR. Ahmad)

Hati yang bersih adalah hati yang bersih dan selamat dari kesyirikan. 

Baik syirik kecil ataupun syirik besar. 

Bersih dan selamat dari bid’ah dan syubhat. Yang memunculkan keraguan terhadap agama. 

Hati yang bersih dan selamat adalah hati yang selamat dari syahwat yang haram yang dapat menghantarkan seseorang kepada perbuatan keji dan mungkar.

Baca juga: 25 Wanita Cerdas di Zaman Rasulullah Layak Diteladani (3/Tamat)

Wallahu'Alam
(wid)
facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
linkedin sharing button

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

Para malaikat malam dan para malaikat siang saling bergantian mendatangi kalian. 

Mereka berkumpul saat shalat Subuh dan Ashar. 

Kemudian naiklah para malaikat malam (yang mendatangi kalian). 

Lalu, Allah bertanya kepada mereka (dan Dia lebih mengetahui semua urusan mereka): "Bagaimana keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian meninggalkannya?" 

Mereka (malaikat) menjawab: "Kami meninggalkan mereka sedang shalat dan ketika kami mendatangi mereka, mereka juga sedang shalat."



(HR. Nasa'i No. 481)
Baca Juga
REKOMENDASI
Artikel Terkini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat: Menyelami Fitrah Kemanusiaan KitaKhutbah I

Khutbah I الحمدُ لِلّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْم العَزِيْزِ الحَكِيْمِ الَّذِيْ فَطَرَنَا بِاقْتِدَارِهِ، وَطَوَّرَنَا بِاخْتِيَارِهِ، وَرَتَّبَ صُوَرَنا فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِالعَقْلِ السَّلِيْمِ ، وَهَدَانَا إِلى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ Ada perilaku yang sudah mentrad...

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   ...

Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits

Ustadz Yachya Yusliha Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, ilmu dan ulama pada bab tersendiri.  Al-Ghazali mengutip beberapa hadits yang menerangkan keutamaan ilmu dan ulama pada bab ini dari sejumlah perawi hadits Al-Ghazali mengatakan, banyak hadits menerangkan keutamaan ilmu dan ulama.  (Imam Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H], halaman 277).   1. Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.  مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ  Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).  2. Orang alim merupakan ahli waris para nabi yang mendapatkan derajat mulia.    الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي)  Artinya, “Ulama adalah ahli waris para nabi...