Langsung ke konten utama

Taubat Sebagai Jalan Keluar Masalah

Taubat Sebagai Jalan Keluar Masalah
Sesungguhnya Allah Taala telah mempersiapkan jalan keluar bagi setiap ujian kehidupan kita. Hanya saja noda noda-dosa menghalangi pandangan hati kita untuk bisa melihat jalan keluar itu. Foto ilustrasi/ist
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Setiap anak Adam pasti pernah berbuat dosa dan sebaik-baik orang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertobat.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Hadis ini, dijelaskan KH Abdullah Gymnastiar menyiratkan bahwa sungguh tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan, khilaf, atau dosa . Manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Hampir setiap hari manusia melakukan perbuatan salah, baik yang disadari atau pun tidak disadari. Oleh karena itulah Allah Ta’ala memberikan jalan kepada manusia untuk senantiasa membersihkan diri dari noda-noda dosa. Jalan tersebut bernama taubat.

(Baca juga : Waspada, Perbuatan Dosa yang Terlalu Dianggap Biasa )


Taubat adalah kembalinya seorang hamba kepada Allah Ta’ala dengan jalan menunaikan ketaatan terhadap-Nya serta menjauhi segala bentuk kemaksiatan dan kekufuran . Jadi di dalam taubat itu terdapat tiga komponen , yakni kembali kepada Allah SWT, menunaikan perintah-Nya, serta menjauhi apa yang dilarang-Nya.

Menurut Aa Gym, taubat itu bagaikan pintu gerbang bagi setiap orang untuk mendapatkan jalan keluar bagi setiap permasalahan yang dihadapinya. Tobat pun adalah pintu utama yang bisa mengantarkan seseorang kepada peningkatan kualitas diri di hadapan Allah Ta’ala. Tobat adalah jalan pertama yang harus dilalui seseorang yang mendambakan kedekatan dengan-Nya.

(Baca juga : Pemakaian Kaos Kaki, Wajibkah bagi Muslimah Sebagai Menutup Aurat? )

"Lupa, salah, dan khilaf adalah bagian dari sifat kemanusiaan kita. Karena sebagaimana sabda Rasulullah saw bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Ketika kita kesal pasti menggerutu. Ketika putus asa menimpa, maka kita sering kali juga mengeluh terhadap keadaan yang ada,"ujar Aa Gym dalam tausiyahnya di laman Daaruttauhid org.

Sedangkan sikap-sikap seperti itu adalah sikap seorang makhluk yang seperti tak mengakui dirinya memiliki Sang Pencipta. Sikap yang seolah tak ada tempat untuk berlindung dan memohon, maka bertaubatlah.

(Baca juga : Istikharah dan Keterbatasan Ilmu Manusia )

Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang melazimkan istighfar, maka Allah akan memberikan padanya jalan keluar di setiap kesempitan, penyelesaian dari setiap kegundahan, dan diberikan rezeki dari jalan yang tidak diduga-duga.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dan Hakim).

(Baca juga : Diambil Alih Mabes Polri, Kompolnas Kawal Kasus Tembak Mati 6 Anggota FPI )

Ketika kita mengendarai mobil, kemudian cuaca di luar sedang hujan deras. Ternyata alat pembersih kaca atau wiper rusak sehingga air yang membasahi kaca pun menghalangi pandangan kita. Jalan menjadi tidak terlihat dari dalam, maka apakah yang akan kita rasakan? Tentu kita akan resah dan cemas.

Mengapa dalam kondisi tersebut kita gelisah? Apakah gelisah karena tidak ada jalan ataukah gelisah karena kita tidak bisa melihat jalan. Tentu jawabannya adalah karena kita tidak bisa melihat jalan. Karena jalan itu ada, hanya saja kita tidak bisa melihatnya.

(Baca juga : Vaksin Sinovac Belum Aman Disuntik untuk Usia di Atas 60 Tahun )

Oleh karena itu langkah yang harus kita lakukan adalah membersihkan kaca. Karena jika kaca bersih maka kita bisa melihat jalan dengan jelas. Gelisah pun akan sirna dari hati karena kita merasa yakin akan sampai ke tujuan dengan nyaman dan selamat.

Demikianlah hidup kita. Sesungguhnya Allah Ta’ala telah mempersiapkan jalan keluar bagi setiap ujian kehidupan kita. Hanya saja noda noda-dosa menghalangi pandangan hati kita untuk bisa melihat jalan keluar itu. Allah SWT berfirman:

كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ ﴿المطففين : ۱۴

“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. al-Mutaffifin [83]: 14).

(Baca juga : Kencur Bisa Menambah Nafsu Makan, Perhatikan juga 6 Khasiat Lainnya )

Maka dengan taubat, noda-noda dosa itu bisa dibersihkan. Semakin banyak kita bersungguh-sungguh dalam bertaubat, semakin bersih pula noda-noda dosa yang pernah kita perbuat. Keinginan untuk menjadi pribadi yang baik dan kuat memang membutuhkan perjuangan sungguh-sungguh. Mujahadah tersebut harus dilakukan secara disiplin dan terus-menerus tanpa kenal menyerah. Begitu pula dengan kebiasaan kita dalam bertaubat dan beristighfar.
Qatadah dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"Tidak ada sikap lalai ketika tidur, akan tetapi kelalaian itu hanya ada ketika terjaga, yaitu mengakhirkan shalat hingga datang waktu shalat yang lain."



(HR. Sunan Abu Dawud No. 373)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat: Menyelami Fitrah Kemanusiaan KitaKhutbah I

Khutbah I الحمدُ لِلّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْم العَزِيْزِ الحَكِيْمِ الَّذِيْ فَطَرَنَا بِاقْتِدَارِهِ، وَطَوَّرَنَا بِاخْتِيَارِهِ، وَرَتَّبَ صُوَرَنا فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِالعَقْلِ السَّلِيْمِ ، وَهَدَانَا إِلى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ Ada perilaku yang sudah mentrad...

Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits

Ustadz Yachya Yusliha Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, ilmu dan ulama pada bab tersendiri.  Al-Ghazali mengutip beberapa hadits yang menerangkan keutamaan ilmu dan ulama pada bab ini dari sejumlah perawi hadits Al-Ghazali mengatakan, banyak hadits menerangkan keutamaan ilmu dan ulama.  (Imam Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H], halaman 277).   1. Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.  مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ  Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).  2. Orang alim merupakan ahli waris para nabi yang mendapatkan derajat mulia.    الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي)  Artinya, “Ulama adalah ahli waris para nabi...

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   ...