Langsung ke konten utama

4 Perbedaan Kurban dan Zakat.

4 Perbedaan Kurban dan Zakat
Perbedaan antara kurban dengan zakat perlu diketahui umat muslim. Foto/Ist

Ada banyak perbedaan antara kurban dengan zakat, meskipun juga ada banyak kesamaan. Namun yang perlu lebih digarisbawahi adalah perbedaannya. Setidaknya ada empat perbedaan di antara keduanya, yaitu:

1. Kurban Tidak Wajib, Zakat Wajib
Ibadah kurban menurut jumhur ulama hukumnya tidak wajib, bahkan meski seseorang sudah dianggap mampu dalam berkurban. Sedangkan zakat bagi yang mampu hukumnya wajib, bahkan zakat itu masuk ke dalam salah satu rukun Islam.

Mengingkari kewajiban zakat bisa sampai membuat seseorang off-side dari agama Islam. Kalau pun Mazhab Hanafi menyebut bahwa kurban itu hukumnya wajib, ternyata itu hanya istilah khas dalam mazhab itu. Padahal maksudnya kalau ditinjau secara istilah Mazhab Syafi'i, yang dibilang wajib itu adalah sunnah muakkadah. Khilaf-nya khilaf lafzhi saja, bukan hakiki. 

2. Kurban Tidak Punya Sistem Amil
Konsep zakat punya sistem yang secara resmi dan official masuk ke dalam salah satu dari 8 asnaf zakat. Intinya dari 100 persen harta zakat, ada hak amil senilai 12,5%-nya.

Sedangkan kurban pada dasarnya tidak punya sistem keamilan. Kalau pun ada kepanitiaan yang kemudian disusun, jelas-jelas panitia tidak berhak untuk mendapatkan upah dari hewan kurban. 

Kalau pun panitia mau uang lelah, harus diambil dari anggaran di luar tubuh hewan. Haram hukumnya panitia menjual kulit, kaki, kepala atau pun isi perut hewan kurban untuk dijadikan imbalan atau upah. 

Maka ketika Ali bin Abi Thalib radhiyallhu 'anhu meminta jasa tukang jagal membantu menyembelihkan hewan kurban. Beliau pun mengeluarkan biaya sendiri di luar dari tubuh hewan kurban.

3. Kurban Kental Nuansa Ritualnya
Ibadah kurban itu sangat kental nuansa ritualnya, mulai dari jenis hewan, usia, hingga waktu untuk menyembelihnya. Kalau tidak memenuhi ketentuan ritual itu, maka tidak sah sebagai ibadah kurban berubah menjadi sedekah biasa. 

Sebenarnya zakat pun sangat kuat nuansa ritualnya, namun para ulama banyak buka pintu untuk qiyas dalam zakat. Contoh sederhana, untuk zakat fithri, meski contoh dari Nabi bayarnya pakai gandum atau kurma, namun kita boleh mengqiyasnya dengan beras. Pokoknya bahan makanan pokok suatu negeri.

Bagaimana dengan hewan kurban? Bisakah diqiyas menjadi ikan, udang, cumi, ayam, bebek, lobster, atau kelinci? Jawabnya jelas tidak sah. Kurban itu dibatasi hanya kambing, sapi (kerbau) dan unta saja. 

Jangankan beda hewan, bahkan meski kambing, sapi atau unta, tapi kalau usianya belum mencukupi, atau ada cacatnya, maka qurbannya menjadi tidak sah. 

Apalagi hewan kurban diganti dengan pembagian nasi bungkus, mie, sembako atau sumbangan tunai berhadiah, jelas tidak sah sama sekali. 

4. Kurban Boleh Dimakan Siapa Saja 
Hewan kurban itu tidak terlarang dimakan oleh siapa pun. Mau orang kaya atau orang miskin, keduanya sama-sama boleh makan daging hewan kurban.

Bahkan orang yang berkurban pun boleh juga ikut makan dari daging hewan yang disembelihnya. Muslim atau bukan muslim, sama-sama boleh makan daging hewan kurban. 

Sedangkan zakat tidak boleh diberikan kecuali hanya kepada 8 asnaf saja. Itu pun syaratnya mereka harus muslim. Sedangkan orang kafir dilarang makan harta zakat. 

Keluarga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan keturunannya termasuk yang diharamkan untuk makan harta zakat.

Demikian perbedaan antara kurban dan zakat. Semoga bermanfaat.

Baca Juga: Pahala dan Keutamaan Ibadah Kurban
(rhs)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat: Menyelami Fitrah Kemanusiaan KitaKhutbah I

Khutbah I ุงู„ุญู…ุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุงู„ุนَู„ِูŠِّ ุงู„ุนَุธِูŠْู… ุงู„ุนَุฒِูŠْุฒِ ุงู„ุญَูƒِูŠْู…ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ูَุทَุฑَู†َุง ุจِุงู‚ْุชِุฏَุงุฑِู‡ِ، ูˆَุทَูˆَّุฑَู†َุง ุจِุงุฎْุชِูŠَุงุฑِู‡ِ، ูˆَุฑَุชَّุจَ ุตُูˆَุฑَู†ุง ูِูŠ ุฃَุญْุณَู†ِ ุชَู‚ْูˆِูŠْู…ٍ، ูˆَู…َู†َّ ุนَู„َูŠْู†َุง ุจِุงู„ุนَู‚ْู„ِ ุงู„ุณَّู„ِูŠْู…ِ ، ูˆَู‡َุฏَุงู†َุง ุฅِู„ู‰ ุงู„ุตِّุฑَุงุทِ ุงู„ู…ُุณْุชَู‚ِูŠْู…ِ، ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ، ู„َู‡ُ ุงู„ْู…ُู„ْูƒُ ูˆَู„َู‡ُ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ูŠُุญْูŠِู‰ ูˆَูŠُู…ِูŠْุชُ ูˆَู‡ُูˆَุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุฆ ٍู‚َุฏِูŠْุฑٌ. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุงุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ู„ุงَู†َุจِูŠَّ ุจَุนْุฏَู‡ُ. ุงَู„ู„ّٰู‡ُู€ู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…ู€َّุฏٍ ุณَูŠِّุฏِ ุงู„ْู…ُุฑْุณَู„ِูŠْู†َ ูˆَุฃَูْุถู„ِ ุงْู„ุฃَู†ْุจِูŠَุงุกِ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุฃَุตْุญَุงِุจู‡ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ. ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ، ูَูŠَุงุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ، ุงِุชَّู‚ُูˆْุงุงู„ู„ّٰู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ ูˆَู„ุงَุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุฃَู†ู€ْุชُู…ْ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ. ูَู‚َุฏْ ู‚َุงู„َ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุชَุนَุงู„ู‰َ ูِูŠ ูƒِุชَุงุจِู‡ِ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…ِ: ูŠَุงุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุฅِู†َّุง ุฎَู„َู‚ْู†َุงูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฐَูƒَุฑٍ ูˆَุฃُู†ْุซَู‰ ูˆَุฌَุนَู„ْู†َุงูƒُู…ْ ุดُุนُูˆุจًุง ูˆَู‚َุจَุงุฆِู„َ ู„ِุชَุนَุงุฑَูُูˆุง ุฅِู†َّ ุฃَูƒْุฑَู…َูƒُู…ْ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَุชْู‚َุงูƒُู…ْ Ada perilaku yang sudah mentrad...

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : ูˆَุงุฎْูِุถْ ุฌَู†َุงุญَูƒَ ู„ِู…َู†ِ ุงุชَّุจَุนَูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   ...

Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits

Ustadz Yachya Yusliha Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, ilmu dan ulama pada bab tersendiri.  Al-Ghazali mengutip beberapa hadits yang menerangkan keutamaan ilmu dan ulama pada bab ini dari sejumlah perawi hadits Al-Ghazali mengatakan, banyak hadits menerangkan keutamaan ilmu dan ulama.  (Imam Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H], halaman 277).   1. Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.  ู…َู†ْ ูŠُุฑِุฏِ ุงู„ู„ู‡ُ ุจِู‡ِ ุฎَูŠْุฑًุง ูŠُูَู‚ِّู‡ْู‡ُ ูِู‰ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ ูˆَูŠُู„ْู‡ِู…ْู‡ُ ุฑُุดْุฏَู‡ُ  Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).  2. Orang alim merupakan ahli waris para nabi yang mendapatkan derajat mulia.    ุงู„ْุนُู„َู…َุงุกُ ูˆَุฑَุซَุฉُ ุงู„ْุฃَู†ْุจِูŠَุงุกِ (ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ)  Artinya, “Ulama adalah ahli waris para nabi...