Langsung ke konten utama

Kisah Utsman bin Affan Menangis karena Kuburan, Ini Nasihatnya


Kisah Utsman bin Affan Menangis karena Kuburan, Ini Nasihatnya
Inilah makam sahabat Nabi, Utsman bin Affan radhiyallahu anhu di Jannatul Baqi sisi Masjid Nabawi Madinah. Foto/Ist
Biasanya orang menangis dan ketakutan apabila mendengar cerita tentang neraka dan hari Kiamat, namun tidak demikian bagi sahabat Nabi yang mulia ini. Sayyidina Utsman bin Affanjustru menangis apabila mendengar cerita tentang kuburan. 

Sayyidina Utsman dikenal sebagai sosok sahabat yang lembut dan pemalu. Beliau disegani para Malaikat sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW berikut: "Utsman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat-cepat pulang sebelum menyelesaikan keperluannya. Hai Aisyah, tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani para Malaikat?" (HR Ahmad) 

Baca Juga: 3 Karomah Utsman Bin Affan, Sahabat Berjuluk Dzun Nurain 

Selain pemalu, Utsman juga dikenal dengan kedermawanannya mengeluarkan harta untuk kepentingan umat muslim. Beliau adalah khalifah ketiga dalam sejarah peradaban Islam. 

Kisah Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu menangis karena kuburan diceritakan dalam Kitab Al-Mawa'izh Al-'Usfuriyah karya Syaikh Muhammad bin Abu Bakar Ushfury. Kisah ini sekaligus nasihat bagi kita yang masih hidup.

Diriwayatkan dari Abu Bakar al-Ismaili dengan sanadnya dari Utsman bin Affan bahwa ketika disebutkan perihal tentang neraka kepada Utsman maka ia tidak menangis. Ketika disebutkan perihal tentang Kiamat ia juga tidak menangis. Tetapi ketika disebutkan perihal tentang kuburan kepadanya maka ia menangis. Kemudian ia ditanya: "Mengapa Anda demikian wahai Amirul Mukminin!" 

Sayyidina Utsman menjawab: "Sesungguhnya ketika aku berada di neraka maka aku akan bersama orang lain. Ketika aku berada di Hari Kiamat maka aku juga akan bersama mereka. Tetapi ketika aku berada di kuburan maka aku akan sendirian. Tidak ada seorang pun yang akan bersamaku di sana. Sesungguhnya kunci kuburan berada di tangan Malaikat Israfil. Ia akan membuka kuburan nantinya di Hari Kiamat."

Nasihat Utsman bin Affan 
Sayyidina Utsman menyampaikan sebuah nasihat. Kata Beliau: "Barang siapa dunianya adalah penjara baginya, maka kuburan adalah surganya. Barang siapa dunia adalah surga baginya, maka kuburan adalah penjaranya. Barang siapa kehidupan di dunia adalah belenggu baginya, maka kematian akan melepaskan belenggunya. Barang siapa meninggalkan kemewahan dunia, maka ia akan mendapati kemewahan itu di akhirat." 

Beliau berkata lagi: "Sebaik-baik manusia adalah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya. Dan yang membuat Tuhannya meridhoinya sebelum ia bertemu dengan-Nya, dan yang meramaikan kuburannya sebelum ia memasukinya."

Para ulama mengatakan, apabila seseorang selamat di alam kubur maka setelahnya akan lebih mudah bagi dia. Terkait alam kubur ini, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai manusia, berlindunglah kalian dari siksa (azab) kubur, sesungguhnya azab kubur itu benar adanya." (HR Ahmad)

Demikian kisah tangisan Utsman bin Affankarena kuburan, semoga Allah berkenan melindungi kita dari fitnah kubur dan azab neraka. 

Baca Juga: Ujian di Alam Kubur, Bisa Jadi Taman Surga Atau Lubang Neraka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat: Menyelami Fitrah Kemanusiaan KitaKhutbah I

Khutbah I الحمدُ لِلّٰهِ العَلِيِّ العَظِيْم العَزِيْزِ الحَكِيْمِ الَّذِيْ فَطَرَنَا بِاقْتِدَارِهِ، وَطَوَّرَنَا بِاخْتِيَارِهِ، وَرَتَّبَ صُوَرَنا فِي أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ، وَمَنَّ عَلَيْنَا بِالعَقْلِ السَّلِيْمِ ، وَهَدَانَا إِلى الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَعَلَى كُلِّ شَيْئ ٍقَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللّٰهُـمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمـَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ وَأَفْضلِ اْلأَنْبِيَاءِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبه أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْااللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ Ada perilaku yang sudah mentrad...

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   ...

Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits

Ustadz Yachya Yusliha Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, ilmu dan ulama pada bab tersendiri.  Al-Ghazali mengutip beberapa hadits yang menerangkan keutamaan ilmu dan ulama pada bab ini dari sejumlah perawi hadits Al-Ghazali mengatakan, banyak hadits menerangkan keutamaan ilmu dan ulama.  (Imam Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H], halaman 277).   1. Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.  مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ وَيُلْهِمْهُ رُشْدَهُ  Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).  2. Orang alim merupakan ahli waris para nabi yang mendapatkan derajat mulia.    الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ (رواه أبو داود والترمذي)  Artinya, “Ulama adalah ahli waris para nabi...