Langsung ke konten utama

Selamat Datang Dzulhijjah,

Berikut 5 Amalan Bertabur Pahala
Ustadz Yachya yusliha

Jum'at, 01 Juli 2022 - 05:10 WIB Tidak ada hari dimana suatu amal saleh lebih dicintai Allah melebihi amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. 
Foto ilustrasi jamaah Haji/Ist Marhaban Ya Syahru Dzulhijjah, selamat datang bulan Dzulhijjah.

Bulan yang diagungkan Allah dan keistimewaannya hampir setara dengan Ramadhan. 

Mari raih pahala dan keutamaannya berikut. 

Hari ini kita memasuki 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah bertepatan Jumat (1 Juli 2022) yang diputuskan melalui sidang Isbat Kementerian Agama. 

Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah jatuh pada Ahad, 10 Juli 2022. Adapun jadwal Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada Jumat 8 Juli 2022 dan Puasa Arafah Sabtu 9 Juli 2022. 

Dzulhijjah adalah salah satu bulan Haram yang diagungkan Allah bersama Dzulqa'dah, Muharram, dan Rajab. 

Baca Juga: Jadwal Puasa Tarwiyah dan Arafah Berdasarkan Sidang Isbat Idul Adha 2022 Keutamaan Dzulhijjah Di dalam Al-Qur'an, Allah Ta'ala bersumpah dengan menyebut sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. 

Ini menunjukkan betapa agungnya bulan tersebut. 

Allah berfirman: 

وَالْفَجْرِ . وَلَيَالٍ عَشْرٍ 

Artinya: "Demi (waktu) Fajar, dan malam-malam yang sepuluh." (QS Al-Fajr: Ayat 1-2) Ibnu Katsir menyebutkan: "Malam-malam yang sepuluh dalam ayat di atas maksudnya adalah sepuluh pertama bulan Dzulhijjah.

Sebagaimana hal ini juga dikatakan oleh Ibnu 'Abbas, Ibnu Zubair, Mujahid, dan selain mereka baik dari kalangan salaf maupun khalaf. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua bulan pahala amalnya tidak akan berkurang. 

Keduanya dua bulan hari raya (ﺷَﻬْﺮَﺍ ﻋِﻴﺪٍ) bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah." (HR Al-Bukhari 1912 dan Muslim 1089) Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. 

Maka perbanyaklah saat itu tahlil, takbir dan tahmid." Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada hari dimana suatu amal saleh lebih dicintai Allah melebihi amal salih yang dilakukan di sepuluh hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).

Para sahabat bertanya: 'Wahai Rasulullah', termasuk lebih utama dari jihad fi sabilillah? Nabi menjawab: 'Termasuk lebih utama dibanding jihad fi sabilillah.

Kecualai orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad), dan tidak ada 1 pun yang kembali (mati dan hartanya diambil musuh)." (HR Ahmad 1968, Al-Bukhari 969, dan at-Turmudzi 757) 

5 Amalan Bertabur Pahala 

1. Puasa Sunnah Dari Mujibah Al-Bahiliyah dari ayah atau pamannya bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Berpuasalah kamu dari bulan Al-Hurum dan tinggalkan, berpuasalah kamu dari bulan Al-Hurum dan tinggalkan, berpuasalah kamu dari bulan Al-Hurum dan tinggalkan". (HR Al-Baihaqi). Maksudnya, kamu boleh berpuasa di sebagiannya dan boleh tidak berpuasa di sebagiannya. 

Bulan Al-Hurum adalah Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Kaum muslimin dianjurkan berpuasa mulai dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah. 

Dalam hal ini, Imam An-Nawawi mengatakan: "Dan di antara puasa sunnah juga adalah puasa sembilan hari pertama bulan Dzulhijjah ". (An Nawawi, Al Majmu', Hal 386 jilid 6) Dari 9 hari itu ada puasa yang disebut dengan puasa Arafah yaitu 9 Dzulhijjah dan puasa Tarwiyah tanggal 8 Dzuhijjah. 

Puasa Arafah ini berdasarkan dalil dari Abi Qatadah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Puasa hari Arafah menghapuskan dosa dua tahun, yaitu tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. 

Puasa Asyura' menghapuskan dosa tahun sebelumnya." 

2. Menunaikan Haji Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Dari satu umrah ke umrah yang lainnya menjadi penghapus dosa di antara keduanya. 

Dan haji yang mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Untuk ibadah ini hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kemampuan secara ekonomi maupun fisik. 

3. Menyembelih Hewan Kurban Ibadah Kurban termasuk ibadah yang pahalanya sangat luar biasa jika dilakukan karena Allah Ta'ala.

Dalam banyak riwayat Nabi senantiasa melakukan ibadah kurban setiap bulan Dzulhijjah.

Allah Ta'ala berfirman: "Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan bekurbanlah." (QS. Al-Kautsar: ayat 2) 

4. Sholat Idul Adha Sholat ini dikerjakan pada hari 10 Dzulhijjah yang merupakan hari raya umat Islam. Pada hari itu diperintahkan untuk sholat 'Id sebagai syiar dan mengikuti sunnah Nabi. 

5. Memperbanyak Dzikir Rasulullah SAW memerintahkan kita memperbanyak dzikir tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid. 

Tidak ada jumlah khusus, namun semakin banyak akan semakin berkah dan berpahala. 

Apalagi diamalkan pada 10 hari terakhir maka pahalanya akan berlipat ganda.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi? Redaksi Muslimah.Or.Id  December , 2018  Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai  ngetrend  di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.  Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru? Bolehkah Merayakannya? Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at.  Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah  Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi  Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan

DO'A KHATAM AL-QUR'AN.

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ "Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin." Artinya: Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikan lah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam.