Langsung ke konten utama

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan
Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist

Firman Allah Ta’ala :

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ


“ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215)

Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki sikap rendah hati akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini.

Baca juga: Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu 

Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallam adalah teladan utama dalam sikap rendah hati. Ketawadhu’an beliau ketika bergaul, berinteraksi dengan sahabatnya, tanpa pernah menghinanya. Jaminan surga kepada Rasulullah tak menghalanginya untuk selalu memperbanyak doa, shalat, puasa dan amal saleh lainnya.

Rasulullah juga senantiasa memotivasi umatnya untuk terus memperbaiki hatinya, memperbanyak ilmu, meningkatkan kualitas iman dan amal saleh sampai akhir hayat. Dalam syariat Islam, ada beberapa keutamaan sikap rendah hati ini, di antaranya :

1. Akan memberikan jalan menuju surga

Rasulullah Shallallaahu’alaihi wa sallambersabda : “Tidak akan masuk surga siapa yang dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar zarrah.” (HR Muslim)

2. Mencegah agar tidak sombong

Dalam kitab 'Tazkiyatun Nafs' Syaikul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, Allah sangat mencela orang yang sombong. Dalam firman Allah Ta'ala disebutkan:

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا...."


".....Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri," (QS An-Nisa : 36)

Kemudian hadis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

“Dan Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri agar tidak ada seeorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zhalim pada yang lain.” (HR. Muslim)

3. Allah akan mengangkat derajatnya

Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah Shallallahu alihi wa sallam bersabda :

“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

4.Disegani dan dihormati orang lain

Orang menjadi segan dan hormat kepada kita karena tahu kelebihan yang kita miliki, namun kita tetap rendah hati dan tidak menyombongkan diri.

Baca juga: Hendaklah Berhari Raya Mengikuti Penetapan Pemerintah, Mengapa? Inilah Penjelasannya 

5. Disenangi banyak orang

Orang-orang akan lebih senang kepada orang yang selalu merendahkan dirinya ketimbang dengan orang yang selalu membanggakan atau menyombongkan dirinya, mereka akan merasa kesal dan sebal kepada orang yang selalu menyombongkan dirinya.

6. Membuat hati selalu tenang

Orang yang selalu merendahkan dirinya, maka ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hatinya. Karena dia tidak perlu menyombongkan dirinya dihadapan orang lain dan tidak akan merasa iri ketika ada orang lain yang lebih tinggi dan lebih hebat darinya.

7. Mewarisi sikap mulia para Nabi

Para Nabi pun juga selalu merendahkan diri mereka, padahal mereka adalah manusia pilihan Allah SWT. contohnya seperti Nabi Musa as. Yang tidak malu untuk melakukan pekerjaan seperti memberi makan dan minum pada hewan ternak demi untuk membantu dua orang wanita yang ayahnya sudah tua renta.

8. Merupakan jalan menuju kedudukan mulia

Dari Abu Bakar Ash-Shidiq, ia berkata : “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qana’ah(merasa cukup), muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), dan kedudukan yang mulia didapat dari sifat tawadhu’ .” 

Itulah beberapa keutamaan sikap rendah hati. Sebagai seorang muslim dan muslimah yang baik, tentu kita harus senantiasa bersikap tawadhu ini agar termasuk ke dalam golongan orang yang bertakwa kepada Allah Ta'ala. Aamiin.

Baca juga: 7 Cara Menenangkan Hati Berdasarkan Dalil Al-Qur'an dan Hadis

Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi? Redaksi Muslimah.Or.Id  December , 2018  Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai  ngetrend  di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.  Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru? Bolehkah Merayakannya? Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at.  Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah  Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi  Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan

DO'A KHATAM AL-QUR'AN.

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ "Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin." Artinya: Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikan lah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam.