Langsung ke konten utama

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?



Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Redaksi Muslimah.Or.Id December , 2018 

Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai ngetrend di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru. 

Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru?

Bolehkah Merayakannya?

Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at. 

Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.

Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallamuntuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallammenanyakan kepadanya: 

“Apakah disana ada berhala sesembahan orang Jahiliyah?”Dia menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya, “Apakah di sana tempat dirayakannya hari raya mereka?” Dia menjawab, “Tidak”

Maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallambersabda, “Tunaikan nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam”. (Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan terlarangnya menyembelih untuk Allah di tempat yang bertepatan dengan tempat yang digunakan untuk menyembelih kepada selain Allah, atau di tempat orang-orang kafir merayakan pesta atau hari raya. 

Sebab itu berarti mengikuti mereka dan menolong mereka di dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar kekufuran. 

Perbuatan ini juga menyerupai perbuatan mereka dan menjadi sarana yang mengantarkan kepada syirik. Apalagi ikut merayakan hari raya mereka, maka di dalamnya terdapat wala’ (loyalitas) dan dukungan dalam menghidupkan syi’ar-syi’ar kekufuran. 

Akibat paling berbahaya yang timbul karena berwala’ terhadap orang kafir adalah tumbuhnya rasa cinta dan ikatan batin kepada orang-orang kafir sehingga dapat menghapuskan keimanan.

Keburukan yang Ditimbulkan

Seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru akan tertimpa banyak keburukan, diantaranya:

Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.

Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya yang dikhususkanmenyambut malam tahun baru adalah pebuatan bid’ah yang menyesatkan.

Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…

Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka keluarkan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. 

ApSerta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Allah. Wallahu a’lam…

***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Khutbah Jumat: Menyelami Fitrah Kemanusiaan KitaKhutbah I

Khutbah I ุงู„ุญู…ุฏُ ู„ِู„ّٰู‡ِ ุงู„ุนَู„ِูŠِّ ุงู„ุนَุธِูŠْู… ุงู„ุนَุฒِูŠْุฒِ ุงู„ุญَูƒِูŠْู…ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ูَุทَุฑَู†َุง ุจِุงู‚ْุชِุฏَุงุฑِู‡ِ، ูˆَุทَูˆَّุฑَู†َุง ุจِุงุฎْุชِูŠَุงุฑِู‡ِ، ูˆَุฑَุชَّุจَ ุตُูˆَุฑَู†ุง ูِูŠ ุฃَุญْุณَู†ِ ุชَู‚ْูˆِูŠْู…ٍ، ูˆَู…َู†َّ ุนَู„َูŠْู†َุง ุจِุงู„ุนَู‚ْู„ِ ุงู„ุณَّู„ِูŠْู…ِ ، ูˆَู‡َุฏَุงู†َุง ุฅِู„ู‰ ุงู„ุตِّุฑَุงุทِ ุงู„ู…ُุณْุชَู‚ِูŠْู…ِ، ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„َู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَ ุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ، ู„َู‡ُ ุงู„ْู…ُู„ْูƒُ ูˆَู„َู‡ُ ุงู„ْุญَู…ْุฏُ ูŠُุญْูŠِู‰ ูˆَูŠُู…ِูŠْุชُ ูˆَู‡ُูˆَุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุฆ ٍู‚َุฏِูŠْุฑٌ. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุงุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ ู„ุงَู†َุจِูŠَّ ุจَุนْุฏَู‡ُ. ุงَู„ู„ّٰู‡ُู€ู…َّ ุตَู„ِّ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…ู€َّุฏٍ ุณَูŠِّุฏِ ุงู„ْู…ُุฑْุณَู„ِูŠْู†َ ูˆَุฃَูْุถู„ِ ุงْู„ุฃَู†ْุจِูŠَุงุกِ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุฃَุตْุญَุงِุจู‡ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ. ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ، ูَูŠَุงุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ، ุงِุชَّู‚ُูˆْุงุงู„ู„ّٰู‡َ ุญَู‚َّ ุชُู‚َุงุชِู‡ ูˆَู„ุงَุชَู…ُูˆْุชُู†َّ ุฅِู„ุงَّ ูˆَุฃَู†ู€ْุชُู…ْ ู…ُุณْู„ِู…ُูˆْู†َ. ูَู‚َุฏْ ู‚َุงู„َ ุงู„ู„ّٰู‡ُ ุชَุนَุงู„ู‰َ ูِูŠ ูƒِุชَุงุจِู‡ِ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…ِ: ูŠَุงุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ู†َّุงุณُ ุฅِู†َّุง ุฎَู„َู‚ْู†َุงูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุฐَูƒَุฑٍ ูˆَุฃُู†ْุซَู‰ ูˆَุฌَุนَู„ْู†َุงูƒُู…ْ ุดُุนُูˆุจًุง ูˆَู‚َุจَุงุฆِู„َ ู„ِุชَุนَุงุฑَูُูˆุง ุฅِู†َّ ุฃَูƒْุฑَู…َูƒُู…ْ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฃَุชْู‚َุงูƒُู…ْ Ada perilaku yang sudah mentrad...

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : ูˆَุงุฎْูِุถْ ุฌَู†َุงุญَูƒَ ู„ِู…َู†ِ ุงุชَّุจَุนَูƒَ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   ...

Keutamaan Ilmu dan Ulama dalam Hadits

Ustadz Yachya Yusliha Imam Al-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qulub menyebutkan keutamaan Al-Qur’an, ilmu dan ulama pada bab tersendiri.  Al-Ghazali mengutip beberapa hadits yang menerangkan keutamaan ilmu dan ulama pada bab ini dari sejumlah perawi hadits Al-Ghazali mengatakan, banyak hadits menerangkan keutamaan ilmu dan ulama.  (Imam Al-Ghazali, Mukasyafatul Qulub, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2019 M/1440 H], halaman 277).   1. Orang alim merupakan orang yang dikehendaki sebagai orang baik.  ู…َู†ْ ูŠُุฑِุฏِ ุงู„ู„ู‡ُ ุจِู‡ِ ุฎَูŠْุฑًุง ูŠُูَู‚ِّู‡ْู‡ُ ูِู‰ ุงู„ุฏِّูŠْู†ِ ูˆَูŠُู„ْู‡ِู…ْู‡ُ ุฑُุดْุฏَู‡ُ  Artinya, “Siapa saja yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, niscaya ia akan diberi pemahaman dalam agama dan diilhami petunjuk-Nya,” (HR At-Thabarani dan Abu Nu’aim).  2. Orang alim merupakan ahli waris para nabi yang mendapatkan derajat mulia.    ุงู„ْุนُู„َู…َุงุกُ ูˆَุฑَุซَุฉُ ุงู„ْุฃَู†ْุจِูŠَุงุกِ (ุฑูˆุงู‡ ุฃุจูˆ ุฏุงูˆุฏ ูˆุงู„ุชุฑู…ุฐูŠ)  Artinya, “Ulama adalah ahli waris para nabi...