Langsung ke konten utama

QS. Ar-Ra’d Ayat 1


QS. Ar-Ra’d Ayat 1

الٓـمّٓرٰ ۚ تِلۡكَ اٰيٰتُ الۡكِتٰبِ‌ؕ وَالَّذِىۡۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ مِنۡ رَّبِّكَ الۡحَـقُّ وَلٰـكِنَّ اَكۡثَرَ النَّاسِ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ 

Alif-Laaam-Miiim-Raa; tilka Aayaatul Kitaab; wallazii unzila ilaika mir Rabbikal haqqu wa laakinna aksaran naasi laa yu'minuun

Alif Lam Mim Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al-Qur'an). 

Dan (Kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itu adalah benar; tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).
Juz ke-13

Tafsir :
Alif Laam Miim Raa . Hanya Allah yang mengetahui maksud ungkapan ini. 

Itu adalah ayat-ayat Kitab Al-Qur'an yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad. 

Ia berisi petunjuk dan ajaran bagi umat manusia. 

Dan ketahuilah bahwa Kitab yang diturunkan kepadamu, wahai Nabi Muhammad, dari Tuhanmu itu adalah benar dari-Nya, Tuhan Yang Maha Mengetahui; tetapi kebanyakan manusia tidak beriman kepada-Nya.

Al-Quran adalah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, dan tidak mengandung hal-hal yang bisa meragukan orang terhadap kebenarannya.

Kebenaran Al-Quran meliputi seluruh aspek yang terkandung di dalamnya seperti hukum, syariat yang bersifat shalih fi kulli zaman wa makan (cocok untuk sepanjang zaman dan di semua tempat), bermacam-macam perumpamaan, kisah, dan petunjuknya yang harus diikuti oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kebenaran Al-Quran telah terbukti pada masa-masa awal Islam. 

Dengan berpegang teguh pada Al-Quran, umat Islam mampu membangun bangsa yang berbudaya tinggi dan berakhlak mulia. 

Al-Quran memotivasi manusia untuk bangkit berjuang menegakkan kebenaran, menghancurkan kemungkaran, menegakkan keadilan, dan melenyapkan kezaliman. 

Dengan menjalankan petunjuk Al-Quran umat Islam mampu menjadi bangsa yang berwibawa. 

Tapi ketika Al-Quran ditinggalkan, umat Islam lebih memilih keduniaan daripada akhirat yang kekal, dan akibat ketidakyakinan umat Islam terhadap janji-janji Allah yang termaktub dalam Al-Quran, umat Islam berubah menjadi bangsa yang terbelakang, terbelit kemiskinan dan kebodohan. 

Jika umat Islam saat ini tidak menyadari kekeliruannya dan tidak berusaha memperbaikinya, dengan cara kembali menjalankan pesan-pesan Al-Quran, maka umat Islam akan tetap terpuruk dalam kebodohannya. 

Allah tidak akan mengubah nasib mereka jika mereka tidak mengubah nasib mereka sendiri. Firman Allah swt.:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. (ar-Rad/13: 11)

sumber: kemenag.go.id
Keterangan mengenai QS. Ar-Ra’d

Surat Ar Ra'd ini terdiri atas 43 ayat termasuk golongan surat-surat Madaniyyah. 

Surat ini dinamakan Ar Ra'd yang berarti guruh karena dalam ayat 13 Allah berfirman yang artinya Dan guruh itu bertasbih sambil memuji-Nya, menunjukkan sifat kesucian dan kesempurnaan Allah s.w.t. 

Dan lagi sesuai dengan sifat Al Quran yang mengandung ancaman dan harapan, maka demikian pulalah halnya bunyi guruh itu menimbulkan kecemasan dan harapan kepada manusia. 

Isi yang terpenting dari surat ini ialah bahwa bimbingan Allah kepada makhluk-Nya bertalian erat dengan hukum sebab dan akibat. 

Bagi Allah s.w.t. tidak ada pilih kasih dalam menetapkan hukuman. 

Balasan atau hukuman adalah akibat dan ketaatan atau keingkaran terhadap hukum Allah.
22Shares
facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
linkedin sharing button
Rekomendasi
Hadits of The Day
Dari Abdullah, ia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalain akan dimintai pertanggungjawabannya.

Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Dan seorang budak juga pemimpin atas atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. 

Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya."



(HR. Bukhari No. 4789)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   Rasulullah Shallallaahu’al

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Pentingnya Makanan Halal dan Thayyib, Begini Penjelasannya

Selasa, 14 Juni 2022  Bagi umat Islam makanan dan minuman tidak hanya harus halal, tetapi harus thayyib atau baik untuk dikonsumsi, sehingga makanan dan minuman tersebut menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita. Foto istimewa Dalam Islam, Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan hamba-hambaNya untuk memilih  makanan halal dan thayyib   (baik dikonsumsi), serta menghindari makanan haram. Selain untuk kebaikan, menghindari makanan haram merupakan bukti keimanan ketakwaan hamba kepada Penciptanya.  Allah Ta'ala berfirman; وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” (QS Al Maidah-88) Baca juga:  Semua Makanan Pada Asalnya Halal, Makanan Haram Hanya 4? Makan dan minum yang halal   akan memberikan manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu, makan dan minum yang halal akan m