Langsung ke konten utama

Surga dan Neraka: Apakah Sudah Ada dan Sudah Berpenghuni?.


Surga dan Neraka: Apakah Sudah Ada dan Sudah Berpenghuni?

Selasa, 30 November 2021 - 15:59 WIB
Surga dan Neraka: Apakah Sudah Ada dan Sudah Berpenghuni?
Surga dan neraka sudah ada pada saat ini. Namun apakah keduanya sudah berpenghuni atau belum ada perbedaan pendapa. (Foto/Ilustrasi : Learn-islam.org)
Surga dan neraka banyak disebut di dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi Muhammad SAW . Lalu, apakah pusat kenikmaan dan kesengsaraan ini sudah ada pada saat ini? Jika sudah ada, adakah penghuni surga dan neraka itu?

Baca jugaTadabur Ar-Rahman Ayat 40-43: Surga dan Neraka Bukan Mitos

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha ketika ditanya hal itu menjawab tegas, surga dan neraka sudah ada pada saat ini.

Jawaban ini didasarkan pada Al-Qur'an. Mengenai neraka, Allah SWT berfirman:

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ


Dan takutlah akan naar yang dipersiapkan bagi orang-orang kafir” [ QS Ali-Imran : 131 ]

Dan mengenai surga, Allah Ta’ala berfirman.

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ


Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada Jannah yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa” ( QS Ali-Imran : 133 )

Baca jugaApa yang Dimaksud Jembatan Antara Surga dan Neraka di Hari Kiamat?

Bukan hanya itu. Hadis Nabi SAW juga mengisyaratkan bahwa surga dan neraka sudah ada. Dalam kitab Shahih Al-Bukhari dan Muslim serta lainnya mengenai kisah gerhana matahari bahwa Nabi SAW bangkit untuk sholat, lalu diperlihatkan surga dan neraka kepada beliau.

Beliau menyaksikan surga sehingga ingin meraih satu tanda darinya, kemudian ternyata beliau tidak melakukannya.

Selanjutnya beliau melihat neraka, dan beliau melihat bahwa di dalam neraka tersebut terdapat ‘Amru bin Luhay Al-Khaza’i’ menjulurkan ususnya keluar dari perutnya dan ia menjulurkannya ke dalam api neraka. Karena dialah orang yang mula-mula memasukkan kemusyrikan ke dalam tubuh bangsa Arab. Dengan demikian dia memperoleh bagian dari adzab yang menimpa orang-orang yang datang setelahnya (yang mengikuti tindak kemusyrikannya).

Nabi SAW juga melihat seorang wanita sedang diadzab gara-gara seekor kucing yang diikatnya hingga mati, tidak diberi makan dan tidak pula dilepaskan untuk mencari makan sendiri.

"Ini semua menunjukkan bahwa surga maupun neraka sekarang ini sudah ada," ujar Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.

Hadits tersebut juga menjadi dasar yang berpendapat bahwa surga dan neraka sudah ada penghuninya pada saat ini.

Hadits lainnya yang menjadi dasar adalah dari ‘Imran bin Husain dari Nabi SAW beliau bersabda:

اطَّلَعْتُ فِي الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ وَاطَّلَعْتُ فِي النَّارِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ


“Aku mendatangi surga maka kulihat kebanyakan penduduknya adalah para faqir dan aku mendatangi neraka maka aku lihat kebanyakan penduduknya para wanita.”(HR Al Bukhari)

Baca jugaAdam dan Hawa Tak Lakukan Hubungan Intim Selama di Surga
halaman ke-1
facebook sharing button
twitter sharing button
whatsapp sharing button
telegram sharing button
linkedin sharing button
0
1
0
0
0
0
Hadits of The Day
Dari Qais bin Sa'ad bin 'Ubadah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 

"Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dapat mengantarkanmu menuju pintu-pintu surga?" 

Jawabku; "Tentu." 

Beliau bersabda: "LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH (Tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah)."



(HR. Tirmidzi No. 3505)
Baca Juga
REKOMENDASI
Artikel Terkini
Follow us:
facebook sharing button
twitter sharing button
instagram sharing button
youtube sharing button
tiktok sharing button

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Keutamaan Sifat Tawadhu Bagi Muslimah, Nomor Terakhir Jalan Menuju Kemuliaan..

Tawadhu atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji. Foto ilustrasi/ist Tawadhu   atau sifat rendah hati yang dimiliki seorang muslimah merupakan sebuah akhlak dalam Islam yang tergolong ke dalam akhlak terpuji.  Tawadhu   dalam Islam berarti seseorang menempatkan dirinya lebih rendah di hadapan Allah dan hamba-hamba Allah Subhanahu wa ta'ala. Firman Allah Ta’ala : وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ “ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman “.(QS Asy-Syu'ra : 215) Kita ketahui, bahwa segala perkara yang ada dalam Islam pasti memiliki keutamaan dan keburukan bagi yang melakukannya, dan dalam perkara rendah hati, seseorang yang melakukan atau memiliki  sikap rendah hati   akan mendapatkan beberapa keutamaan dari sikap rendah hati ini. Baca juga:  Inilah Ciri-ciri Pribadi Muslimah yang Tawadhu   Rasulullah Shallallaahu’al

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Pentingnya Makanan Halal dan Thayyib, Begini Penjelasannya

Selasa, 14 Juni 2022  Bagi umat Islam makanan dan minuman tidak hanya harus halal, tetapi harus thayyib atau baik untuk dikonsumsi, sehingga makanan dan minuman tersebut menjadi berkah dan bermanfaat bagi kita. Foto istimewa Dalam Islam, Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan hamba-hambaNya untuk memilih  makanan halal dan thayyib   (baik dikonsumsi), serta menghindari makanan haram. Selain untuk kebaikan, menghindari makanan haram merupakan bukti keimanan ketakwaan hamba kepada Penciptanya.  Allah Ta'ala berfirman; وَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلَالًا طَيِّبًا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي أَنْتُمْ بِهِ مُؤْمِنُونَ “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” (QS Al Maidah-88) Baca juga:  Semua Makanan Pada Asalnya Halal, Makanan Haram Hanya 4? Makan dan minum yang halal   akan memberikan manfaat bagi tubuh manusia. Selain itu, makan dan minum yang halal akan m