Langsung ke konten utama

Pakaian adalah Nikmat Terbesar Kaum Muslimah, Begini Penjelasannya


Ustadz Yachya yusliha
Selasa, 17 Mei 2022 - 15:09 WIB
Pakaian adalah Nikmat Terbesar Kaum Muslimah, Begini Penjelasannya
Pakaian adalah nikmat agung dan pemberian yang besar dari Allah Taala, karenanya wajib atas hamba Allah yang beriman untuk menegakkan kesyukuran atas nikmat pakaian ini. Foto ilustrasi/ist
Pakaian adalah nikmat terbesar yang Allah Subhanahu wa ta'ala berikan kepada kaum muslimah. Apa maksudnya? Dan bagaimana penjelasannya tentang hal tersebut? Syaikh Prod Dr Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah dalam kitabnya 'Risalah Penting untuk Muslimah'menjelaskan, tentang pakaian sebagai nikmat terbesar dari Allah Ta'ala bagi kaum muslimah ini.

Sebagaimana Allah Ta'ala firmankan : 

يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ


“Wahai anak Adam, jangan sekali-kali setan menyelewengkan kalian sebagaimana setan telah mengeluarkan nenek moyang kalian dari surga yang mana setan melepaskan dari keduanya pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan aurat mereka berdua. Sesungguhnya setan dan kabilahnya mampu melihat kalian dari arah yang kalian tidak sanggup melihatnya. Sesungguhnya kami jadikan setan sebagai penolong bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27)

Baca juga: Inilah Pakaian yang Paling Baik di Mata Allah 

Menurut Syaikh Abdurrazzaq, Allah menyebut nikmat pakaian ini dalam sejumlah nikmat-nikmat yang besar dalam surat An-Nahl yang dikenal oleh para ulama dengan surat An-Ni’am (nikmat-nikmat).

Hal ini karena saking banyaknya apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan di dalam surah An-Nahl tersebut berupa nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada hamba-hambaNya yang mana di akhir surat An-Nahl Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاللَّـهُ جَعَلَ لَكُم مِّن بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُم مِّن جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ


“Dan Allah menjadikan bagi kalian rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kalian rumah-rumah dari kulit binatang ternak yang kalian merasa ringan membawanya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan dijadikan-Nya pula dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan yang kamu pakai sampai waktu tertentu.” (QS. An-Nahl : 80)

وَاللَّـهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَالًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ الْجِبَالِ أَكْنَانًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَابِيلَ تَقِيكُمُ الْحَرَّ وَسَرَابِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ


“Dan Allah menjadikan bagi kalian tempat bernaung dari apa yang Dia telah ciptakan, dan Dia jadikan bagi kalian tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagi kalian pakaian yang memelihara kalian dari panas dan baju besi yang memelihara kalian dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmatNya atas kalian agar kalian berserah diri kepadaNya.” (QS. An-Nahl : 81)

فَإِن تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْكَ الْبَلَاغُ الْمُبِينُ


“Jika mereka tetap berpaling, maka sesungguhnya kewajiban yang dibebankan atasmu Wahai Muhammad hanyalah menyampaikan amanat Allah dengan jelas.” (QS. An-Nahl : 82)

Kemudian firman Allah Ta'ala :

يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّـهِ ثُمَّ يُنكِرُونَهَا وَأَكْثَرُهُمُ الْكَافِرُونَ


“Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. An-Nahl : 83)

Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan nikmat-nikmatNya atas hamba-hambaNya, yaitu menjadikan bagi mereka pakaian atau yang semisalnya yang terbuat dari kain katun atau yang terbuat dari bulu-bulu domba yang dengannya menahan rasa panas dan rasa dingin, dan yang dengannya seseorang berpenampilan yang baik, dan dengannya seseorang menutup auratnya.

Jadi intinya di sini bahwa pakaian itu nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka tidak diragukan lagi bahwa pakaian adalah nikmat agung dan pemberian yang besar dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, wajib atas hamba Allah yang beriman untuk menegakkan kesyukuran atas nikmat pakaian ini. Dan hendaklah dia menggunakan pakaian tersebut dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menggapai ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala serta hal apa saja yang mendekatkan kepadaNya.

Kemudian, hendaklah seorang muslim dan muslimah menjauhi sebenar-benar penjauhan dari menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam perkara pakaian, baik itu dalam sifatnya, macamnya, syarat-syaratnya, batasan-batasannya, adab-adabnya, yang telah ditentukan oleh syariat.

Baca juga: 16 Aturan Syariat Tentang Rambut sebagai Mahkota Muslimah 

Wallahu A'lam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi? Redaksi Muslimah.Or.Id  December , 2018  Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai  ngetrend  di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.  Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru? Bolehkah Merayakannya? Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at.  Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah  Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi  Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan

DO'A KHATAM AL-QUR'AN.

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ "Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin." Artinya: Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikan lah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam.