Langsung ke konten utama

Amalan yang Lebih Berharga dari Harta Karun

        Ustadz Yachya yusliha


Semua kekayaan dunia termasuk harta karun tidak sebanding dengan amalan yang satu ini.

 
Banyak orang menginginkan kekayaan atau memperoleh harta karun paling berharga. 

Bahkan tak sedikit yang tergila-gila dengan pundi-pundi emas berlian, uang berlimpah dan kemewahan dunia. 

Semua kekayaan dunia dan kemewahannya ternyata tak sebanding dengan amalan satu ini. 

Inilah amalan yang lebih berharga dari harta karun, bahkan lebih baik dari dunia dan seisinya.

Siapa yang mengerjakannya, maka ia akan mendapat kenikmatan dan memperoleh dunia dan seisinya. 

Saking dahsyatnya keutamaanya, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم tak pernah meninggalkannya baik dalam keadaan mukim maupun saat safar (perjalanan).

Amalan apakah itu? Dari Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha, Nabi shollallahu 'alaihi wasallam bersabda:
 رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا 

Artinya: "Dua raka'at sebelum Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya." (HR Muslim) Sayyidah Aisyah juga berkata:

 لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ Artinya: "

Tidak ada sholat sunnah yang lebih Nabi ﷺ tekuni daripada dua rakaat Fajar." (HR Al-Bukhari 1163) Rasulullah juga bersabda yang artinya: "Dua rakaat sholat sunnah sebelum Subuh lebih aku sukai daripada seluruh nikmat dunia." Dalam riwayat lain, Nabi bersabda:

"Barangsiapa yang sholat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah.

 Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. 

Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam." (HR Muslim) Hikmah dari Hadis ini adalah orang yang mendirikan sholat fardhu Subuh biasanya tidak akan meninggalkan sholat qabliyah Subuh, sehingga ia mendapat keutamaan lebih baik dari dunia dan seisinya.

 Dua rakaat sebelum Subuh ini dikenal dengan istilah Qabliyah Subuh. 

Sholat ini juga disebut dengan sholat sunnah Fajar yang dilaksanakan ketika Fajar terbit ditandai dengan Adzan Subuh.

Amalan ini dinilai lebih berharga daripada semua nikmat dunia, karena nikmat ibadah pahalanya kekal di surga, sedangkan nikmat dunia akan musnah. 

Semoga Allah memberi kita kemudahan sehingga bisa istiqamah mengamalkannya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Tahap Perjalanan Hidup Setelah Mati, Sejak Malam Pertama di Alam Kubur hingga Lewati Ini

Bandung -  Kematian  bukan menjadi akhir dari segalanya. Sejatinya kematian adalah awal dari mulainya episode di dalam kehidupan. Bukanlah menjadi kemusnahan melainkan suatu pembaharuan serta perpindahan awal hidup sebenarnya. Kehidupan setelah mati menurut Islam, mati merupakan sesuatu yang pasti untuk setiap makhluk yang bernyawa,seperti itulah firman Allah. Kehidupan yang dijalani di dunia ini hanyalah sebuah permainan dan tempat singgah untuk sementara saja. Dalam dunia Islam, kita mempercayai adanya kehidupan setelah mati. Nah, Akan mengulas bagaimana kehidupan setelah mati. Dilansir dari kitab aqidah ialam   berikut  8 tahap kehidupan setelah mati menurut Islam: 1. Alam Barzakh (Alam Kubur) Kehidupan setelah mati menurut islam yang pertama adalah alam kubur. Alam kubur merupakan tempat persinggahan pertama setelah mati. YD1JNI

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi? Redaksi Muslimah.Or.Id  December , 2018  Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai  ngetrend  di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru.  Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru? Bolehkah Merayakannya? Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at.  Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim. Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah  Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi  Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan

DO'A KHATAM AL-QUR'AN.

أَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ, وَاجْعَلْهُ لِي إِمَاماً, وَنُوْراً, وَهُدًى وَرَحْمَةً, أَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نَسِيْتُ, وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ, وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آناَءَ اللَّيْلِ, وَأَطْرَفَ النَّهَارِ , وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ "Allaahummarhamni bil quran. Waj'alhu lii imaama wa nuran wa hudan wa rohman. Allaahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aaa-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu lii hujatan yaa rabbal 'aalamin." Artinya: Ya Allah, rahmatilah aku dengan Alquran. Jadikan lah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkan aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum tahu darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan ujung siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan Semesta Alam.